Jakarta – Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso menghimbau kepada seluruh peserta didik yang menjadi siswa saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas diharapkan dapat menjadi teladan untuk tetap patuh pada protokol kesehatan.
Kak Budi Waseso mengatakan bahwa ketika mereka melaksanakan kegiatan kepramukaan baik sebagai bagian dari ekstra kurikuler wajib maupun kegiatan di gugusdepan-gugusdepan yang berpangkalan di sekolah-sekolah, kepatuhan pada protokol kesehatan tetap harus diutamakan dan diperhatikan para guru dan pembina pramuka masing-masing.
Demikian disampaikan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Mayjen TNI (Purn) Dr. Bachtiar S.IP., M.A.P, saat membuka Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka #2, Strategi Komunikasi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas bagi gugus depan yang berpangkalan di sekolah, Sabtu (16/10/2021) pagi.
“Prinsip utama yang harus dipegang dalam setiap kegiatan kepramukaan adalah “Safety First”, keselamatan para Pramuka itu yang nomor satu”, tegas Kak Budi Waseso
Di lingkungan Gerakan Pramuka sudah ada Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional No. 227 Tahun 2007, tambah Ketua Kwarnas.
Walaupun Petunjuk Penyelenggaraan itu disahkan jauh sebelum ada pandemi Covid-19, akan tetapi hal itu tetap berlaku pula pada saat ini. Untuk itu, para guru dan pembina pramuka yang melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler wajib kepramukaan atau menjalankan aktivitas di gugus depan yang berpangkalan di sekolah, harus dapat bertindak sesuai dengan prinsip “Safety First”, keselamatan para Pramuka itu yang nomor satu, tutur Kakwarnas.
Ketua Kwarnas menambahkan bahwa para guru dan pembina pramuka harus bisa mengamati situasi dan kondisi terkini di lingkungan sekolah dan gugus depan masing-masing. Mulai dari kesiapan sarana dan prasarana kebersihan, pemakaian alat pelindung diri seperti masker dan face shield, serta kondisi lingkungan di sekitar sekolah dan gugus depan.
Bila dianggap ada potensi yang membahayakan, para guru dan pembina pramuka harus mampu menentukan apakah kegiatan diteruskan atau dihentikan, jelas Kak Budi Waseso.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Kak Usman Kansong, S.Sos, M.Si, menyebutkan bahwa pramuka punya peran besar dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka terbatas
“Pramuka punya disiplin yang tinggi dalam mendukung pelaksanaan PTM terbatas dan satya dan darma menjadi pegangan dan panduan para Pramuka”, ucap Kak Usman Kansong.
Hal senada disampaikan Juru Bicara Vaksin Covid-19, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kak dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, yang menyebutkan bahwa setiap individu harus tetap menjalani protokol kesehatan yang ketat karena hingga saat ini virus corona masih mengintai kita semua.
Ia menghimbau kepada para Pembina Pramuka untuk selalu mengingatkan kepada seluruh peserta didiknya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan pastikan kepatuhan dalam menjalani protokol kesehatan jangan sampai kendor.
Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka: #2, Stategi Komunikasi Pelaksanaan Tatap Muka terbatas bagi gugus depan di sekolah diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia dan diikuti oleh sekitar 667 orang secara daring.
Discussion about this post