Bogor-Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia-Maroko (DK PRIMA) akan meningkatkan perdagangan kedua negara hingga 100 kali lipat dalam sepuluh tahun yang akan datang.
Demikian antara lain keputusan yang dihasilkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I DK PRIMA yang diselenggarakan di Vila Balimuda, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/4/2021).
“Ini target yang ambisius, tetapi sangat mungkin dicapai,” ujar Presiden DK PRIMA Heppy Trenggono.
Untuk mencapai target itu, DK PRIMA mendorong agar kedua negara segera menandatangani Preferred Trade Agreement (PTA). Selain itu, DK PRIMA juga akan mengundang Raja Maroko Mohammed VI untuk berkunjung ke Indonesia. Selain itu DK PRIMA dalam waktu dekat akan menginisiasi pembentukan partner di Maroko.
Heppy Trenggono menambahkan, hubungan kedua negara dapat dilihat dari berbagai perspektif. Namun pada akhirnya, perlu untuk memberikan perhatian ekstra pada peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi.
“Saat ini, hubungan di sektor itu masih kecil, dan DK PRIMA berusaha untuk ikut mendorong agar terjadi peningkatan yang signifikan,” ujar Heppy Trenggono yang juga Ketua Indonesian Islamic Business Forum (IIBF).
Untuk mencapai target itu, Heppy Trenggono mengatakan, pihaknya mengundang perusahaan-perusahaan yang ingin menjalin kerjasama perdagangan dan investasi dengan Maroko untuk kolaborasi.
“Dalam waktu dekat, kami juga akan melaporkan kegiatan ini ke Presiden Joko Widodo,” katanya lagi.
Rakernas I DK PRIMA yang bertema “Refleksi 60 tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia-Maroko dalam bidang Ekonomi dan Investasi
Kegiatan tersebut, dihadiri Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, mantan Dubes RI untuk Maroko periode 2020-2014 Tosari Widjaja, mantan penasehat ekonomi Presiden RI Soetrisno Bachir, dan Ketua HIMAMI Dr. M. Ilyas Marwal. Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko Teguh Santosa juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Dubes RI untuk Maroko, Hasrul Azwar, yang memberikan sambutan lewat rekaman video dari Rabat mengatakan, pendirian DK PRIMA sangat menunjang dan membantu arus perdagangan Indonesia dan Maroko, terlebih setelah kedua negara menjalin hubungan diplomatik lebih dari 60 tahun lalu.
Hasrul Azwar menyinggung tentang hubungan kedua negara di bidang pendidikan yang cukup baik. Dia berharap, hal itu juga dapat diikuti di bidang ekonomi.
“Hubungan atau transaksi perdagangan Indonesia dan Maroko belum begitu menggembirakan. Kita harus lebih memacu berbagai produk Indonesia untuk bisa menembus pasar Maroko,” katanya.
“Kita memiliki teh dan kopi yang sangat luar biasa. Kita memiliki tekstil, kita memiliki kelapa sawit, kita memiliki produk lain, kita memiliki industri persenjataan dan bahkan industri penerbangan. Namun kita masih terbatas dan sepertinya stagnant pada produk tertentu yang selama ini mengalir ke Maroko,” sambungnya.
Sementara Dubes Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah, mengatakan dirinya menyambut semua inisiatif untuk meningkatkan kualitas hubungan kedua negara seperti yang dilakukan DK PRIMA.
Dia yakin, DK PRIMA adalah platform yang akan efektif mendongkrak peningkatan hubungan kedua negara di sektor ekonomi.
“Covid-19 berdampak pada semua negara dan mengganggu perekonomian dunia. Namun saya percaya hari ini adalah saat terbaik mendorong pertumbuhan ekonomi dan kerjasama kedua negara di bidang perdagangan dan investasi,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, kelahiran DK PRIMA adalah bagian dari perayaan 60 tahun hubungan diplomasi.
Discussion about this post