Banten — Pramuka Pangkalan MTs Negeri 3 Pandeglang menyelenggarakan perlombaan Latto-latto sebagai bentuk Galang Tangkas Pramuka Penggalang, Rabu (18/1/2023).
Marakanya permainan latto-latto yang merebak saat ini tidak hanya menjadi trend tersendiri di Indonesia. Permainan tersebut bahkan sampai ke luar negeri. Dampak dari permainan yang menghasilkan suara dari benturan dua benda tersebutpun beragam.
Utamanya adalah menimbulkan suara berisik dan menggangu jika memainkanya pada waktu tertentu. Namun, ada pula dampak baik yang dapat orang tua rasakan, yaitu ketika anak-anaknya teralihkan dari bermaian gawai.
Dampak lainnya, jika memainkan tanpa pengawasan/tidak ada apresiasi. Ada temuan beberapa anak usia dini yang mengalami lebam hingga benjolan saat memainkan latto-latto.
Kondisi serupa terjadi di MTs Negeri 3 Pandeglang, saat awal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semester genap 2022-2023. Banyak peserta didik yang terlanjur ikut demam bermain latto-latto. Hal tersebut perlu strategi agar warga madrasah tetap bisa nyaman dan kondusif kembali saat belajar.
Kak Ratna Kamila, selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan (Ka Mabigus) mendapat dukungan dari Kak Dwi Nurwahyudi ketua harian Mabigus menyebutkan bahwa tujuan dari mengadakanya Lomba Latto-latto yaitu mengapresiasi minat peserta didik akibat demam latto-latto.
Selain itu juga upaya mengedukasi peserta didik agar bermain latto-latto pada tempat dan waktu yang sudah tersediakan. Kak Asman Hermansyah selaku ketua penyelenggara membuat skema, yaitu peserta didik berkelompok per regu dan berkompetisi memainkan latto-latto dengan ketentuan dari Pembina Gugusdepan.
Kegiatan ini berlangsung lancar dan tertib dan dapat pendampingan dari para pembina gugusdepan seperti Kak Zaenul, Kak Futi, Kak Ira, dan Kak Nida.