Bandung – Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) menggelar kegiatan Kemah Literasi Jawa Barat bertajuk “Literasi untuk Semua”. Kegiatan yang bertujuan meningkatkan minat baca di masyarakat ini, akan diselenggarakan pada 15-17 November 2019 di Bumi Perkemahan Kiarapayung Jatinangor, Sumedang.
Penggiat Literasi Jawa Barat sekaligus Pendiri Komunitas Ngejah Nero, Taopik Abdilah mengatakan, TBM sebagai tempat belajar dan pembinaan membaca, menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“TBM juga digunakan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat, khususnya yang bersumber dari bahan pustaka. Bahan pustaka itu sendiri merupakan semua jenis bahan bacaan dalam berbagai bentuk media,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (9/10/2019).
Taopik mengungkapkan, sebenarnya program TBM telah dimulai sejak 1992/1993. Kehadiran TBM menjadi sebuah pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan Pendidikan Masyarakat pada 1950-an. Program tersebut bertujuan meningkatkan minat dan budaya baca pada masyarakat, mengingat keberadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat.
Ia menjelaskan, berdirinya TBM diperkuat UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 26 ayat (4) yang menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri dari lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis.
“Pencapaian kami, membangkitkan dan meningkatkan minat baca sehingga tercipta masyarakat yang cerdas,” ucapnya.
Selain menjadi wadah kegiatan belajar masyarakat, lanjutnya, TBM juga mendukung pemberantasan buta aksara.
“Sehingga, mereka yang telah melek huruf diharapkan terus semangat belajar membaca,” harapnya.
Dijelaskan, taman bacaan masyarakat dibangun sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainya.
“Kami pun melayani masyarakat, seperti membaca, meminjam, dan meneliti dengan cara yang cepat, tepat, mudah, dan murah,” ungkapnya.
Menurutnya, TBM menjadi agen perubahan dan kebudayaan dari masa lalu, sekarang, dan masa depan.
“Kemajuan taman bacaan masyarakat akan mempengaruhi peradaban kehidupan umat manusia,” pungkasnya.