Sarawak – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia menghadiri kegiatan Jambore Anak Indonesia di Malaysia zona Sarawak ke-3 tahun 2019, bertempat di Kuching, Bintulu, Sarawak, Malaysia, Minggu (17/11/2019).
“Kami bersyukur dari pihak Kwartir Nasional datang dan melihat langsung, untuk pertama kali. Kami ingin Kwarnas juga memperhatikan kepramukaan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sarawak, dimana di Sarawak kami bisa kompak dan bergembira, bisa membahagiakan anak-anak sekolah yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya,” kata Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal RI (KJRI),Yonny Tri Prayitno yang juga selaku Ka Mabigus Gerakan Pramuka 001 dan 002 KJRI Kuching.
Perkuat kerja sama Pramuka Indonesia dengan Pramuka Malaysia
Sambung Kak Yonny, Jambore kali ini anak-anak PMI dari berbagai tempat yang ada di Sarawak digabungkan menjadi satu. Anak-anak PMI memiliki kreativitas yang tinggi, pada saat pembukaan menampilkan pertunjukan yang sangat luar biasa. Hal tersebut juga tidak terlepas dari pembinaan dari para guru.
“Kami berharap kegiatan semacam ini kedepannya dapat terus dilakukan. Bahkan kami minta dari Kwarnas untuk mendukung dan menyiapkan program lainnya, karena kegiatan ini akan memperkuat kerja sama Pramuka Malaysia yang ada di Sarawak dengan Pramuka Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya melalui pramuka ini anak-anak PMI sudah terdidik mandiri, disiplin, bersatu. Tidak hanya itu, anak-anak juga dilatih untuk terus berinovasi dan memiliki jiwa kreativitas yang tinggi.
“Kegiatan semacam ini merangsang anak PMI di luar negeri untuk tidak hanya berdiam diri mengikut orang tua,” tegasnya.
Menurutnya, kalaupun anak tersebut pulang ke tanah air maka tidak perlu khawatir, mereka telah memiliki bekal yang mungkin melebihi anak-anak di Indonesia. Kegiatan ini merupakan ajang pembekalan, sehingga jika kembali ke Indonesia tidak akan minder dan berkecil hati, karena telah memiliki kemampuan.
Menjalin kerjasama dengan pengusaha
Kak Yonny mengajak para pengusaha di Malaysia untuk bekerjasama dan saling menguntungkan. Ia menginginkan agar para pengusaha dapat membantu anak-anak yang belum sekolah.
“Karena kalau anak-anak pekerja itu bersekolah dan tidak jauh dari orang tuanya, maka orang tua akan lebih tenang dalam bekerja. Para orang tua tidak perlu membawa anak-anaknya ke tempat pekerjaan, karena anak-anak sudah dititipkan kepada guru-guru di sekolah,” jelasnya
Ia meyakini, jika kondisi seperti itu, maka para orang tua akan bekerja lebih maksimal sehingga produktivitas perusahaan akan meningkatkan.
“Jadi saling menguntungkan antara pengusaha dan pekerja. Perusahaan akan mendapatkan produktivitas dari pekerja yang tinggi,” terangnya.