Thailand – Pembina Putri Pesantren Pramuka Khalifa Tasikmalaya Lina Marlina membawakan presentasi “Scouting 5.0 Boarding Program” dalam Asia Pacific Regional (APR) Brand Strategy and Management Workshop.
Acara ini diselenggarakan oleh APR World Organization of the Scout Movement (WOSM) dengan partisipasi peserta dan pimpinan National Scout Organization (NSO) dari berbagai negara di Kawasan Asia dan Fasifik, berlangsung di Bangkok Thailand, dari 3-7 Juni 2024.
Pada hari pertama, Adri dari Malaysia mewakili WOSM World, membuka sesi dengan presentasi yang mengupas tuntas strategi komunikasi brand.
Presentasi tersebut difokuskan pada bagaimana brand dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada masyarakat luas.
Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing negara peserta salah satunya dari perwakilan Indonesia yaitu Lina Marlina.
Pada kesempatan ini, Lina Marlina yang juga mewakili Kwarcab Tasikmalaya sekaligus mewakili Gerakan Pramuka Indonesia memperkenalkan brand Gerakan Pramuka Indonesia serta pesantren Pramuka Khalifa sebagai contoh best practice dengan konsep “Scouting 5.0 Boarding Program”.
“Saya memperkenalkan inovasi dalam gerakan pramuka dengan konsep Scouting 5.0 yang mengintegrasikan pendidikan kepanduan dengan kehidupan pesantren,” ujar Lina, Rabu (5/6/2024).
Kemudian, malam harinya gala dinner yang mempertemukan para peserta dalam suasana hangat dan penuh keakraban, dengan menyajikan berbagai citarasa khas makanan Thailand.
Pada hari kedua workshop membahas cara mengelola brand agar terlindungi dari penyalahgunaan hak intelektual, yang disampaikan oleh Syafiq Hasim dari WOSM
“Dalam sesi ini, peserta diajarkan pentingnya melindungi hak intelektual brand dan cara menghindari penggunaan brand oleh pihak yang tidak berhak,” jelas Lina.
“Setiap aturan memiliki nilai, dan setiap nilai berasal dari aturan tersebut. Menggunakan brand secara sah adalah bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai tersebut,” sambungnya.
Peserta juga belajar bahwa untuk memperluas kesadaran tentang brand, merchandise bisa menjadi alat komunikasi yang efektif.
“Dengan membuat merchandise, komunikasi dan pembangunan jejaring dapat dilakukan dengan cepat,” katanya.
Selanjutnya, Lina Marlina mengungkapkan kesannya tentang kebersamaan, kehangatan, dan keadilan yang dirasakan selama acara.
“Setiap orang begitu ramah, saling menyapa, saling menghormati, dan rendah hati,” katanya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar acara serupa dapat diselenggarakan di Indonesia.
“Semoga suatu saat bisa dilakukan di Indonesia supaya bisa mengenalkan Indonesia kepada dunia. Pramuka di Indonesia begitu banyak dan siap aktif membangun generasi muda yang positif,” pesan Lina.