Istiqlal dan Katedral sengaja dirancang berdampingan. Indonesia pun dikenal sebagai bangsa dengan nilai toleransi yang tinggi, masyarakat di Indonesia amat menghargai indahnya perbedaan.
Di Ibukota, keindahan toleransi tersebut disimbolkan dengan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang dibangun bersebelahan. Sejak pertama kali dicetuskan gagasan untuk membuat masjid terbesar di Indonesia, Presiden Soekarno sudah memiliki ide untuk membangun Masjid Istiqlal berdekatan dengan Gereja Katedral yang telah dibangun lebih dulu pada tahun 1901.
Saat itu Soekarno menghendaki Masjid Istiqlal dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai dasar negara Indonesia, yakni Pancasila.
Indahnya perbedaan juga terlihat dari arsitek yang mendisain Masjid Istiqlal, yakni Fredrerich Silaban, yang beragama Kristen Katolik. Disain masjid Frederich yang bertemakan ketuhanan membuatnya menjadi juara dalam sayembara rancangan Masjid Istiqlal pada tahun 1955.