Membina penggalang berarti mendalami dunia penggalang. Seorang pembina harus mampu memahami kebutuhan pramuka penggalang. Tidak hanya mengajarkan ilmu kepramukaan, tapi juga memberikan yang penggalang butuhkan. Oleh karena itu, seorang pembina harus memperhatikan beberapa hal ini dalam membina pramuka penggalang.
Membina pramuka penggalang tidaklah mudah
Seorang pembina pramuka penggalang perlu keahlian khusus untuk bisa mengetahui keinginan anggotanya. Sehingga ini tidak akan mudah apalagi jika anggota penggalangnya cukup banyak. Jadi cobalah lakukan beberapa hal ini saat membina pramuka penggalang.
Kenali dan pahami sifat pramuka penggalang
Usia penggalang adalah usia remaja yang sedang mengalami perkembangan yang berubah-ubah. Oleh karena itu, seorang pembina harus bisa mengenali dan memahami sifat dari pramuka penggalang itu sendiri.
Usia penggalang biasanya memiliki sifat yang pemberani dan percaya diri. Anak usia penggalang tidak suka diperlakukan seperti anak kecil dan tidak suka diperintah. Melainkan lebih suka melakukan sesuatu karena kemauannya sendiri. Di sinilah seorang pembina harus bisa menyesuaikan dengan sifat penggalang.
Selain berani dan percaya diri, pramuka penggalang itu cerdas dan selalu banyak bertanya. Seorang penggalang juga memiliki sifat dinamis, tidak mau diam, dan cenderung mengalami perubahan dengan cepat.
Pramuka penggalang akan lebih mudah terpikat pada seseorang yang memberinya perhatian. Sehingga akan menanggapi perhatian itu dengan cara membalasnya. Oleh karena itu, pramuka penggalang bisa mempunyai sifat setia kepada teman atau sahabatnya.
Ketahuilah aspirasi dan kebutuhan penggalang
Seorang pembina, tidak bisa hanya memperhatikan dan memahami sifat penggalang saja. Melainkan harus mengetahui aspirasi dan materi yang pramuka penggalang. Aspirasi penggalang haruslah tergali sehingga bisa menjadi referensi untuk melakukan kegiatan yang menarik. Untuk menemukan aspirasi tersebut, bisa dengan cara yang formal dan nonformal.
Cara formal untuk mengetahui aspirasi penggalang bisa melalui forum khusus, wawancara, atau melalui musyawarah. Sedangkan untuk cara nonformalnya bisa dilakukan dengan cara pendekatan pembina dengan pramuka penggalang. Seorang pembina bisa bergaul dengan penggalang sambil melakukan pengamatan. Sehingga bisa menemukan aspirasi dari penggalang tersebut.
Dengan mengetahui aspirasi dari pramuka penggalang, tentu seorang pembina juga harus bisa memperhatikan kebutuhannya. Karena kebutuhan penggalang dengan pembina pasti akan berbeda. Dengan memperhatikan aspirasi dan kebutuhannya, maka pembina bisa membuat materi dan kegiatan yang sesuai untuk pramuka penggalang.
Membina itu terlihat mudah, namun jangan disepelekan
Membina pramuka penggalang memang terlihat mudah namun bisa saja terasa sulit. Namun meski terlihat mudah, jangan menyelepekannya. Oleh karena itu, pembina haruslah berkualitas sehingga bisa melahirkan pramuka yang berkualitas. Menjadi pembina tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik penggalang agar memiliki karakter yang baik.