Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengajak pramuka untuk ikut sadar pangan. Ajakan ini disampaikan dalam Workshop Pramuka Sadar Pangan Aman (SAPA) di Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (31/7/2017). Dalam workshop ini, Pramuka dibekali cara mengenali makanan dan obat tak layak konsumsi dan melaporkannya ke petugas terkait.
Direktur Inspeksi dan Sertifikat Pangan BPOM Kak Tetty H Sihombing mengatakan, workshop ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama nota kesepahaman atau MoU antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan BPOM.
“Untuk mensosialisasikan kegiatan Pramuka SAPA ini memang perlu dilakukan workshop nasional yang melibatkan Kwarnas dan seluruh Kwartir Daerah serta Kwartir Cabang di Jabodetabek,” ujarnya.
Kak Tetty menambahkan, melalui Workshop ini diharapkan kepedulian Pramuka dalam hal persoalan pangan semakin meningkat. “Dengan pembekalan ini mereka menjadi terampil dan punya bekal keahlian untuk menjadi fasilitator atau kader keamanan pangan,” katanya.
Setelah mengatahui cara mengenali produk obat dan makanan yang layak dan tidak layak dikonsumsi, anggota Pramuka kemudian bisa melakukan pengecekan setiap ingin membeli produk. Bila ditemukan kesalahan dalam produk tersebut, Pramuka bisa melaporkan langsung ke BPOM.
“Di Workshop ini, kita juga mengajarkan tentang bagaimana cara Pramuka melaporkan tentang temuan makanan yang tidak layak kepada BPOM melalui aplikasi yang sudah disiapkan,” jelas Kak Tetty.
Untuk mengetahui makan yang layak atau tidak, jelas dia, bisa mengunakan sistem CEK KLIK. Yaitu, pertama, pastikan kemasan produk masih dalam kondisi baik. Kedua, baca semua label informasi pada produk. Ketiga, periksa nomor izin edar produk. Keempat, pastikan tidak melebihi tanggal kadarluasa.
Sementara itu, Andalan Nasional Kwarnas Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana (Abdimasgana) Kak Rangga Wisnu mengungkapkan, Pramuka memang tidak serta merta punya wewenang untuk secara langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar atau supermarket untuk mengecek produk makanan atau obat. Tetapi bila BPOM dan aparat hukum ingin melakukan sidak, Pramuka siap membantu.
“Dengan begitu lokasi sidak bisa bertambah dan meluas. Kader keamanan pangan yang rajin melapor akan mendapat badge TKK baru,” ungkapnya.
Nantinya, lanjut Kak Rangga, pelatihan sejenis akan dilaksanakan di daerah-daerah, hingga ke sekolah sekolah dan gugus depan. “Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jakarta menjadi salah satu Kwarda yang sudah menandatangani MoU ini dengan BPOM,” tuturnya.
Lebih lanjut Kak Rangga menegaskan, dengan keterlibatan Pramuka, CEK KLIK menjadi sebuah perilaku atau kebiasaan masyarakat sebelum membeli produk makanan atau obat. Sehingga Pramuka bisa ikut mencegah dampak berbahaya dari pangan dan obat-obatan yang tidak aman.