Seorang Ibu asal Turki membagikan kisah sedih yang teralami oleh salah satu putrinya. Putrinya, Dilara Aldanoglu, 24 tahun, kini harus hidup dengan setengah kepala karena kerusakan pada bagian otaknya karena kecelakaan motor.
Melansir dari laman The Sun, ia harus berjuang dengan keterbatasan yang ia miliki setelah mengalami kecelakaan motor pada akhir tahun 2021.
Saat itu, ia yang bekerja sebagai seorang peneliti mengendarai motornya untuk pulang dan memberikan kejutan kepada keluarganya.
Ia menyiapkan kejutan tersebut untuk merayakan awal tahun 2022 bersama keluarga tersayang. Ia pulang dari tempat kerja, mengendarai motor seperti biasanya, namun tidak mengenakan helm.
Sayangnya, ia tidak menduga bahwa hari itu menjadi hari terakhirnya untuk hidup dengan bebas. Sebuah mobil yang seorang pria kendarai menabraknya dan membuat kepalanya terbentur dengan begitu keras.
Sejak saat itu, ia hanya terbaring lemah di rumah sakit dan perawatan secara intensif selama lima bulan sampai hari Kamis (2/6/2022).
Tidak hanya itu, akibat tidak mengenakan helm ketika mengendarai motor, trauma yang terjadi pada otaknya benar-benar parah. Ada pendarahan internal yang membuatnya harus menghabiskan hidupnya dengan setengah kepala.
Sementara itu, pengendara mobil yang menabraknya bernama Isa. Pria tersebut ternyata tidak memiliki SIM yang seharusnya bisa menambah gugatan yang ia dapatkan.
Walaupun begitu, ia kemudian terbebaskan oleh pihak kepolisian Turki yang membuat Ibunya menjadi sangat sedih. Ia ingin menuntut keadilan namun belum ada jawaban memuaskan dari pengadilan.
Tidak hanya itu, berbeda dengan kondisi putrinya, Isa sempat terlarikan juga ke rumah sakit. Namun kemudian ia keluar dengan cepat karena hanya memiliki sedikit luka. Sementara putrinya mungkin akan selamanya hidup dengan alat bantu pernapasan dan hanya memiliki setengah kepala.
“Aku terluka. Anakku tidak bisa bicara atau berjalan selama berhari-hari. Bahkan ia harus bernapas dengan alat bantu. Mereka tidak seharusnya berkendara dengan alkohol atau tanpa SIM. Mereka tidak seharusnya melepas pandangan dari jalan. Hatiku sangat panas tapi mungkin akan dingin seiring waktu,” kata Yasemin Aldanoglu, ibunya.