Bandung – Tujuan karangpamitran untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta silaturahmi bagi para pembina pramuka sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan kepramukaan di gugus depan masing-masing.
Namun kenyataannya tidak semua pembina pramuka mengerti manfaat dari kegiatan tersebut.
“Konsep materi yang diberikan sebenarnya cukup bermanfaat bagi para pembina. Namun dari 30 gugus depan yang diundang hanya beberapa saja yang mau menghadirkan para pembinanya. Karena itu perlu perhatian para pembina pramuka bahwa karangpamitran itu bermanfaat,“ujar Ka Kwarran Bandung Wetan, Iis Siti Sumarsini pada pembukaan karangpamitran Kwarran Bandung Wetan di SMP Negeri 14 Bandung, Jl. Lap. Supratman No. 8 Bbandung, Sabtu ( 16/12/2017).
Menurut Iis, digelarnya karangpamitran pihak Kwarran berusaha merangkul, menampung keluhan atau masukan tentang pelaksanaan kepramukaan dari setiap Gugus Depan.
“Dengan karangpamitran, kami berharap serta berupaya terus untuk merangkul para pembina dan berbagi ilmu kepramukaan. Semoga setiap materi kepramukaan yang disampaikan dapat bermanfaat dan bisa diaplikasikan di gudep masing-masing,”imbuh Iis.
Figur Pembina
Pembina pramuka adalah salah satu bagian penting dalam mensukseskan kegiatan kepramukaan di setiap gugus depan.
“Sebagai pembina, tekadnya mengabdi dan mendidik peserta didiknya dipengaruhi oleh gugus depan dan dukungan kwartirnya masing-masing. Sebagai figur pembina tugasnya membimbing dan membina peserta didik membentuk watak dan karakter sesuai yang diharapkan,” kata Andalan Kwarcab Kota Bandung Bid. Bina wasa, Muhamad Solihin.
“Pembina pramuka harus menerapkan sistem among atau menjadi teladan dan mampu memotivasi peserta didiknya. Termasuk peka terhadap kebutuhan peserta didiknya,” jelas Solihin.
Karena itu, pendidikan kepramukaan yang maksimal mampu menciptakan manusia yang berkepribadian, berwatak, dan berbudi luhur. Sebagai warga negara yang baik dan berpancasila.
“Dalam pramuka setiap kegiatan harus dikemas dengan manarik. Karena itu, pembina pramuka itu harus cerdas dan berwawasan luas,”tambah Solihin.
Akreditasi Gugus Depan
Terkait Akreditasi Gugus Depan. Asesor Akreditasi Gugus Depan Kwarcab Kota Bandung, Udex Mundzir menginginkan adanya kerjasama antara gugus depan, Kwarran, dan Kwarcab Kota Bandung agar target Gugus Depan yang terakreditasi tercapai.
“Prosesnya para pembina di setiap gugus depan melakukan pengisian formulir dokumen dan instrumen akreditasi gugus depan. Termasuk melengkapinya dengan sarana pendukung lainnya dalam bentuk cetak dan digital,” ujar Muhamad Udex.
Setiap gudep mengajukan akreditasi gudep ke Kwarcab dengan mengumpulkan bundel foto copy dokumen dan instrumen akreditasi yang telah disahkan oleh Ka Mabigus dan Ka Kwarran.
“Setiap gudep yang telah mengumpulkan dokumen dan instrumen akreditasi gudep ke Kwarcab diserahkan kembali ke pihak assesor untuk dilakukan verifikasi dan notifikasi dan hasilnya dikirim ke Kwarda dan Kwarnas, “ jelas Udex.
Setiap Kwarran yang potensial melakukan akreditasi diupayakan memiliki gudep potensial
“Idealnya setiap Kwarran memiliki dua gudep bersertifikat akreditasi. Dan Kwarcab siap bekerjasama mendampingi Kwarran yang mau akreditasi,” lanjut Udex.
Pembina Harus Paham Empat Pilar Pendidikan Kepramukaan
Dalam sistem pendidikan Kepramukaan, Kwarcab Kota Bandung, Imas Kurniasih mengajak para pembina memahami empat pilar pendidikan kepramukaan diantaranya belajar sekarang, belajar melakukan, belajar hidup bersama dan belajar untuk menjadi.
“Empat pilar pendidikan kepramukaan itu ada dalam prinsip dasar kepramukaan dan pramuka itu merupakan ilmu hidup dan implementasinya dapat dikembangkan di gugus depan masing-masing,” kata Imas sambil mengajak para peserta melakukan simulasi empat pilar pendidikan kepramukaan.
Sumber : Benny K/ Scout.Id