Bandung – Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengajak anggota Pramuka sebagai ujung tombak dalam sejumlah program pemerintahannya. Salah satunya soal Citarum Harum dan kebencanaan.
Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Gerakan Pramuka Jabar Tahun 2018 di Sekretariat Kwarda Pramuka Jabar, Jalan Cikutra, Kota Bandung, Sabtu (5/1/2019).
Komitmen untuk Jabar Juara Lahir Batin
Dalam sambutannya Kak Emil itu menilai ukuran keberhasilan sebuah program adalah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Sehingga untuk mencapai itu ia mengajak Pramuka Jabar turut berperan dalam mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.
“Pertama soal kebencanaan. Tahun 2018 di Jabar ada 1.560an bencana yang mayoritas longsor di Jabar tengah dan selatan, dan banjir di Jabar tengah dan utara. Itu sesuai dengan geografis selatan yang perbukitan dan utara berupa dataran,” kata Kak Emil.
Kak Emil menjelaskan dari hasil penelitian, bencana sudah terjadi secara terus menerus di Jabar sejak sebelum dihuni manusia. Hanya saja kedatangan manusia yang tidak memakai ilmu membuat bencana tersebut sebagai musibah kehidupan.
“Contoh, Dayeuh Kolot itu dari dulu daerah banjir. Datanglah manusia tanpa ilmu, sudah tahu daerah banjir keukeuh bermukim di sana dan akhirnya menyalahkan alam. Akhirnya solusi mahal engineering harus dilakukan. Bekerja tanpa ilmu, hasilnya kerugian di masa depan,” tutur Kak Emil.
Pramuka diamanahi masakah kebencanaan
Dia menitipkan masalah kebencanaan ini kepada Pramuka. Sebab Pemprov Jabar melalui BPDB memiliki keterbatasan baik secara personel juga kelengkapan. Hal itu dianggapnya tidak sebanding dengan jumlah bencana di Jabar yang lebih dari 1.500 per tahun atau 3 kali dalam sehari.
“Pemerintah punya duit, tidak punya pasukan. Pramuka ada pasukan, tidak punya duit. Betul tadi kata Kak Dede (Dede Yusuf), Pramuka ini ada namanya elemen strategis yang mulai hari ini saya beri nama Elemen Cadangan Strategis (ECSTRA). Di mana paling nomor satu saya akan minta bantuan pada Pramuka ini,” ujar Kak Emil.
Citarum ditargetkan terbersih di dunia
Selain itu, Kak Emil yang juga Dansatgas Citarum Harum, bertekad dalam lima tahun ke depan untuk menjadikan Citarum yang merupakan sungai terkotor di dunia menjadi sungai terbersih dan bermartabat.
Untuk mewujudkannya, Kak Emil berencana membuat wilayah administrasi sendiri terdiri dari lima wilayah yang dilintasi oleh Sungai Citarum. Nantinya wilayah ini akan memiliki segala macam unit khusus mulai masalah sosial hingga kebersihan.
“Saya titip mulai Januari ini, saya andalkan Gerakan Pramuka Jabar dimulai minggu ketiga jadi panitia Expo Citarum yang akan dihadiri tiga menteri. Dalam Rakerda ini tolong buat rencana aksi 2019. Saya meyakini tidak ada yang bisa melawan Indonesia kalau kita semua kompak,” ujarnya.
“Kita harus bersatu. Saya ada kebutuhan harus direspon, sebaliknya masyarakat Jabar punya kebutuhan apa, saya harus respon,” kata Kak Emil menambahkan.