Beraktivitas tanpa alas kaki ternyata lebih sehat. Dahulu kala, orang tak mengenal sandal. Kaki dibiarkan bersentuhan dengan tanah alias nyeker. Kini, meski zaman kian maju, masih ada beberapa orang yang tak mengenal istilah penggunaan alas kaki. Di Afrika, sekitar 90% anak-anak diketahui tak mengenakan alas kaki.
Berjalan atau beraktivitas tanpa alas kaki tak sepenuhnya buruk atau selalu dikaitkan dengan latar belakang ekonomi yang rendah. Suatu penelitian merilis bahwa anak yang sering bertelanjang kaki justru memiliki kaki lebih sehat daripada anak-anak yang selalu menggunakan alas kaki.
Berpengaruh pada bentuk dan struktur kaki
Penelitian yang digarap Direktur Musculoskeletal Science Research Group di Leeds Becket University, Peter Francis ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan penggunaan alas kaki.
Francis mengumpulkan informasi kebiasaan penggunaan alas kaki dari 714 anak laki-laki di sebuah wilayah yang dikenal cukup makmur di Auckland, Selandia Baru. Peter menemukan, hampir separuh atau sekitar 45% anak-anak lebih sering bertelanjang kaki.
“Banyak siswa pada studi ini bersedia berlari dalam jarak 100-3.000 meter pada jalur yang sulit tanpa alas kaki,” kata Francis dikutip dari The Conversation.
Penelitian tak berhenti sampai di situ. Francis juga melakukan pengecekan soal bentuk dan struktur kaki anak-anak. Dia menemukan, anak-anak yang terbiasa mengenakan alas kaki memiliki kaki yang lebih sempit dengan lengkungan yang lebih rendah. Kaki seperti ini lebih banyak memusatkan beban pada tumit dan bagian telapak kaki di dekat ibu jari.
Temuan ini kontras dengan mereka yang kerap bertelanjang kaki. Ditemukan, kaki mereka lebih lebar dan secara tidak langsung, beban dapat terdistribusi di bagian luar telapak serta di antara jari-jari kaki.
“Kami belum tahu efek apa yang ditimbulkan dari tumbuh bersama alas kaki pada kemampuan bergerak, atau risiko cedera pada olahraga, tetapi logikanya tumbuh tanpa alas kaki itu baik,” ujar Francis.
Beraktivitas tanpa alas kaki masih banyak di Indonesia
Anak-anak yang bermain tanpa alas kaki masih kerap ditemui di Indonesia. Berbeda dengan negara Barat, penerimaan sosial jadi persoalan untuk menumbuhkan kesadaran orangtua akan pentingnya kaki bersentuhan dengan alam.
Orang yang kerap berlari tanpa alas kaki bakal cenderung tak mendarat dengan bagian tumit. Tumit merupakan bagian kaki yang sangat sensitif pada rasa sakit. Biasanya, mereka bakal mendarat dengan bagian tengah dan depan kaki. Hal ini membuat areal penyerapan beban pada permukaan kaki semakin meluas.