Truestory, Scout.ID – Gusmavin Wilopo tak pernah menyangka bahwa pekerjaan lepasnya sebagai pembuat website justru membawanya pada suatu kesuksesan lain.
Kini, Gusmavin lebih banyak dikenal sebagai pengusa di bidang jasa ekspedisi logistik Wilopo Cargon.
“Berawal dari belajar dunia online secara otodidak, lalu bekerja freelance jasa pembuatan website. Hingga akhirnya saat sedang dalam proses pengerjaan website dan program backend suatu perusahaan logistik, saya melihat peluang untuk membuka bisnis ini. Kebetulan saya juga memiliki passion di bisnis,” kata Gusmavin dalam keterangannya, Sabtu, (10/7/2021).
Gusmavin menjelaskan bahwa ada potensi cukup besar di Indonesia untuk bisnis ekspedisi logistik impor. Apalagi di tahun 2018-2019 belum banyak kompetitor di dunia online.
Menangkap peluang tersebut, pria kelahiran 1995 ini pun memulai bisnis Wilopo Cargo pada 2019, melayani ekspedisi logistik impor dari China ke Indonesia. Sepanjang merintis bisnisnya, tak sedikit Gusmavin mengalami kegagalan.
“Saya pernah ditipu dan salah mengatur keuangan bisnis hingga rugi miliaran rupiah. Momen berat tersebut saya jadikan sebagai tantangan positif untuk lebih baik ke depannya,” lanjut anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Ia menerapkan mindset positif bahwa dengan gagal, artinya dia tengah belajar untuk tumbuh. Gusmavin mengatakan bahwa dengan menaruh diri di luar zona nyaman, justru membutnya terdorong untuk mencari jalan keluar dan terus berkembang.
Dengan kegigihan dan dukungan dari keluarga, saat ini Wilopo Cargo berkembang cukup pesat. Hingga akhirnya Gusmavin dapat mendirikan 3 (tiga) bisnis baru dalam setahun, dan mengembangkan jumlah tim menjadi lebih 80 orang dalam waktu 2 (dua) tahun.
Tak hanya itu, Gusmavin juga telah ekspansi bisnis forwarding dari nol hingga omzet belasan miliar per bulan.
“Saat ini kami memiliki holding group bernama Wilopo Group yang mencakup 3 lini bisnis: Wilopo Cargo, Toko Cuan (aplikasi dropship reseller), dan Globeli (marketplace China-Indonesia). Delivering Your Dream menjadi moto utama kami dalam mengelola perusahaan,” tambah Gusmavin.