Ada sesuatu yang menarik pada festival tahunan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu (GCP) pekan lalu. Perhelatan rutin berlabel Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Festival (CGF 2018) itu digelar pada 12-14 Oktober 2018 di Panenjoan, Ciemas dan sekitarnya.
Apa yang menarik itu? Setidaknya terlihat dari sejumlah konten sajian kegiatan, banyak hal yang baru dari tradisi festival sebelumnya. Berdasarkan leaflet kegiatan terlihat daftar lomba lari, melukis, mendongeng, menggambar, bersepeda, menulis, vlog, dll.
Padahal, berdasarkan pengalaman keikutsertaan penulis pada kegiatan tersebut, sejak festival pertama digelar 2015 di Ciwaru, Ciemas hingga saat ini. Pengalaman dari sederet festival sebelumnya, ada sesuatu yang ditabukan, yaitu format kegiatan bentuk perlombaan. Tapi, pada momen CGF 2018, justru format lomba menjadi menu sajian yang nampak dominan.
Selain itu, kerjasama keterlibatan berbagai pihak luar dalam CGF 2018, sungguh pencapaian yang patut dihargai. Setidaknya, 7 geopark ikut serta memeriahkan acara ini. Seperti Geopark Langkawi (Malaysia), Rinjani, Merangin, Toba, Dieng, dan Pongkor.
Festival tahun ini mengusung tema Celebration of Earth, dimana ada harapan besar untuk dapat melakukan penghormatan, pemanfaatan dan meramaikan pada warisan alam dengan menjaganya, untuk mendapatkan timbal balik kebaikan bagi manusia dari bumi.
Selain itu, festival ini nampak istimewa, sebab terdapat sesuatu yang membanggakan bagi bangsa Indonesia, dan warga dunia, karena memasuki tahun pertama setelah diakui menjadi anggota UGG, pada April 2018 lalu. Sehingga branding-nya juga ditingkatkan menjadi UGGCP (Unesco Global Geoparks Ciletuh Palabuhanratu).
Adanya perubahan pada teknis kegiatan seperti ini, dan sejumlah keistimewaan lain, rupanya merupakan respon Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, untuk menjawab beberapa rekomendasi yang datang dari UNESCO, dalam hal pengelolaan dan pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu menjadi bagian dari UGG.
Karena seperti edaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, seperti dikutip oleh disparbudjabar.go.id, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu masuk menjadi bagian dari UGG dengan 13 rekomendasi. Wajar saja, untuk memperbaiki keadaan menghadapi validasi tahun 2022 yang akan datang oleh UNESCO, GCP berusaha kooperatif, antara lain dalam hal-hal berikut ini:
- Memperluas program-program pendidikan di lembaga formal dan nonformal, tentang kebencanaan, khususnya kemungkinan gempa dan tsunami dan terminologi geopark secara sederhana kepada generasi muda.
- Pengembangan lebih mendalam untuk mengungkap warisan lokal non fisikal (immaterial), misalnya inventarisasi cerita rakyat lokal, legenda, kepercayaan, dan berbagai kisah tokoh heroik warga setempat dan hal-hal lain sejenisnya.
- Melaksanakan kerjasama kemitraan yang jelas, berdasarkan metode yang transparan dalam berbagai hal pendukung pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Tidak terbatas pada aspek fasilitasi akomodasi dan jasa.
- Pengembangan kerjasama internasional dan pertukaran pengalaman, dalam mempromosikan geopark. Selain sebagai penguatan jejaring dengan UGG lain pada tataran (level) regional, nasional dan global.
Itulah beberapa konten baru yang merekonstruksi wajah CGF 2018 terlihat berbeda.***