Bandung – Saat ini fungsi museum di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk konservasi nilai-nilai budaya saja. Melainkan juga sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi.
Diharapkan museum akan berkembang sebagai etalase ilmu pengetahuan, pencitraan suatu bangsa sekaligus sarana informasi tentang banyak hal bukan saja untuk para golongan tertentu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
“Saya nilai Informasi melalui sosial media sangat efektif untuk mempromosikan sehingga mampu menjawab keingintahuan masyarakat terhadap museum,” ujar Tria Devitasari, Putri Indonesia Jawa Barat 2018, dalam Talkshow 1 tahun Gedung Sate (Muvies Museum Festivities), di Gedung Sate, Jl. Diponegoro Bandung, Sabtu (16/3/2019).
Tria menyatakan, perkembangan teknologi saat ini memang perlu menjadi bagian inovasi untuk lebih menyosialisasikan keberadaan museum apalagi kepada kaum milenial.
“Saya menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Museum Gedung Sate, cara kita saat ini khususnya kaum milenial mampu mengangkat museum sebagai nilai leluhur bangsa melalui media sosial” lanjut Tria.
Acara yang dibuka oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dari 15-16 Maret 2019 tersebut. Digelar beberapa kegiatan diantaranya, Eksebisi 3D 48 Museum se-Jawa Barat,Talk Show, Games, dan Penampilan musik serta diselingi Hunting Foto Model busana daur ulang.
Kegiatan serupa harus dilaksanakan di setiap museum
Dalam arena Eksebisi 3D 48 Museum se-Jawa Barat, salah satunya museum Geologi meluncurkan gambar tiga dimensi berupa Fosil Gajah Blora atau nama ilmiahnya Elephas Hysudrindicus.
Fosil Gajah Blora tersebut berukuran raksasa dengan tinggi 4 meter, panjang 5 meter dan berat sekitar 6-8 ton. Umurnya sekitar 250-200 ribu tahun yang lalu. Saat ini Fosil tersebut dipajang di Aula Utama Museum Geologi.
“Kegiatan ini saya rasa sudah bagus dan ide tiga dimensi merupakan ide bagus. Memang tampilan museum harus lebih kekinian dan pastinya edukatif”ujar Erwan Setiawan dari Museum Geologi.
“Kedepannya kegiatan seperti ini bisa diadakan di setiap museum. Selain untuk menambah wawasan pengunjung juga sebagai ajang silaturahmi antar museum” lanjut Erwan.
Salah satu pengunjung, Lita Suci menginginkan agar tampilan museum bisa lebih menarik perhatian pengunjung.
“Masih ada sedikit Kelemahanan dari segi penyajian informasi. Tentunya dengan media baru baik dalam bentuk virtual atau media sosial dapat meningkatkan informasi yang memadai agar masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan museum sebagai sumber sejarah dan pengetahuan”ucap Lita.
“Diharapkan para pengelolaan museum harus lebih gencar melakukan promosi atau kegiatan lain yang menunjang yang dipublikasikan melalui media baru” harap Lita.
Sumber : Benny K/ Scout.ID/BSN