Memulai latihan pramuka di usia dini sangat ideal. Pramuka usia 7-10 tahun akan melengkapi ruang pendidikannya di jalur pendidikan non-formal, kepramukaan. Di rumah, anak-anak bersama orang tuanya dalam lingkungan pendidikan informal dan sekolah sebagai lembaga pendidikan formalnya.
Anggota pamuka yang berusia 7-10 tahun termasuk dalam golongan siaga dalam Gerakan Pramuka. Anak seusia itu biasanya duduk di kelas 1-4 di sekolah dasar (SD). Bahkan sebagian anak usia 10 tahun ada sudah kelas 5 SD.
Pramuka usia 7-10 tahun menjadi siaga
Cara anak usia 7-10 tahun menjadi anggota pramuka tentu saja perlu dukungan orang dewasa. Pendidikan kepramukaan mengelompokkan peserta didik sesuai usianya. Tidak ada akselerasi dalam pengelompokan golongan pembinaan dalam pramuka
Anak harus dibantu orang dewasa agar sadar tentang usianya, bergabung dengan suatu perindukan, dan perkenalkan dengan pembina. Lalu anak bisa dilantik sebagai anggota pramuka.
Sadarkan anak tentang usianya
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia. Pelajaran awal bagi anak, salah satunya, adalah menyadari usianya. Sadarkan anak tentang umur dan serangkaian tanggung jawab pribadinya.
Kedengarannya agak terlalu tinggi, anak diajarkan tanggung jawab. Sebut saja begini. “Ayo rapihkan sandal dan sepatu, kan adik sudah usia tujuh tahun.”
Pelajarannya, anak jadi sadar usianya. Dan dia menjadi tahu tentang salah tanggung jawabnya, yaitu merapihkan sandal sendiri. Apakah anak langsung melakukannya? Belum tentu.
Anak-anak harus diajari berulang-ulang dengan contohnya. Ya, contoh dari orang dewasa. Kata-kata dari orang tua dan guru hanya membantunya. Tanpa contoh anak-anak hanya akan kebal terhadap setiap perkataan.
Menyadarkan tentang usia anak merupakan tanggung jawab orang tua yang harus dikomunikasikan dengan guru-gurunya di sekolah. Pembina pramuka siaga akan mendukung upaya orang tua.
Gabungkan ke perindukan siaga
Biasanya, di satuan pendidikan seperti sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI) ada gugusdepan (gudep) pramuka. Kalau di sekolah ada pramuka, daftarkan saja anak ke perindukan yang ada.
Masalahnya, di sekolah (seringkali) hanya berbaju seragam pramuka. Sedangkan proses latihan tidak berjalan sebagaimana mestinya pramuka siaga. Jika di sekolah didukung oleh pembina yang mahir kepembinaan pramuka siaga, orang tua tidak perlu mencari gudep lain, daftarkan di sekolah.
Kalau ternyata kegiatan kepramukaan di sekolah kurang layak, sebaiknya orang tua mencari gudep di luar sekolah.
Daftarkan anak usia 7-10 tahun ke perindukan siaga di suatu gugusdepan. Jangan lupa isi formulir, berkomitmen untuk aktif latihan, serta membayar iuran gugusdepan.
Perkenalkan dengan yanda atau bunda
Yanda adalah panggilan untuk pembina siaga putra. Sedangkan pembina siaga putri disebut bunda. Anak usia 7-10 tahun saat mendaftar menjadi anggota pramuka harus segera berkenalan dengan yanda untuk siaga putra dan bunda untuk siaga putri.
Selain yanda dan bunda, ada pembina pramuka yang dipanggil ‘pakcik’ dan ‘bucik’. Pakcik atau pacik sebutan untuk pembantu pembina putra. Sedangkan bucik adalah panggilan untuk pembantu pembina putri.
Yanda, bunda, pakcik, dan bucik bukan pihak yang bertindak sebagai penanggung jawab ‘penitipan anak’. Mereka semua adalah mitra pendidikan anak-anak kita. Sama seperti gurunya di sekolah, mereka harus diperlakukan dengan hormat secara sopan dan santun.
Jika anda terlihat meremehkan para pembina pramuka, maka anak-anak yang usianya 7-10 tahun itu juga akan meremehkan para pembinanya. Maka jangan berharap keberhasilan pendidikan kepramukaan akan tercapai.
Dilantik sebagai anggota pramuka
Anak-anak yang mendaftar di suatu perindukan, dipastikan harus dilantik. Anak-anak tidak boleh ditolak menjadi pramuka. Setelah mendaftar, anak-anak usia 7-10 tahun diperkenalkan dengan teman-temannya sekaligus dilantik menjadi anggota pramuka dengan status calon siaga.
Simbolisasi dalam pelantikan, pembina menempelkan tanda pelantikan anggota gerakan pramuka kepada anak sebagai pramuka baru. Intinya, anak sadar bahwa dia menjadi seorang pramuka. Tuntun si calon anggota pramuka mengucapkan dwisatya.
Tanda-tanda di baju seragam yang sudah terlanjur ditempel tidak perlu menjadi bahan mempersulit diri dengan mencopotnya. Cukup perkenalkan tentang tanda-tanda pengenal yang ada di baju pramuka.
Perkenalkan tanda pelantikan, tanda WOSM, tanda kwartir daerah dan seperangkat tanda gudep. Ingatkan pada saat pelantikan anak menjadi calon siaga dan berhak memilih barung yang ada.
Pastikan anak bergabung dengan barung
Amati proses pembinaan pramuka siaga. Pastikan anak siaga Anda tergabung dalam barung. Barung adalah satuan kecil dalam pembinaan pramuka siaga. Mirip dengan regu di golongan penggalang, atau sangga di golongan penegak.
Barung berfungsi sebagai ‘genk’-nya anak-anak, tempat mereka belajar dalam kelompok usia sebayanya. Dalam suatu barung, anak-anak akan belajat sosialisasi, serta berkonflik dan menyelsaikannya.
Pastikan orang tua tetap bersabar tidak ikut campur dalm suatu konflik anak dalam barung, kecuali jika konflik mengancam keselamatannya, baik anak Anda atau anak orang lain.
Cara mengeceknya sederhana. Tanyakan saja, “Adik barung apa?”
Barung ditandai dengan warna-warna. Ada hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru. Itu warna yang ada di lagu balonku ada lima. Warna lain boleh saja digunakan, seperti merah, jingga, nila, ungu. Bahkan abu-abu atau hitam pun boleh digunakan sebagai tanda barung.
Tanda barung berbentuk segitiga terbuat dari kain dan ditempel pada baju seragam siaga di lengan kiri atas.
Suatu barung beranggotakan 4-6 orang. Bahkan masih ada pembina yang menerapkan di atas itu. Malah masih ada yang anggotanya 10 anak per barung. Itu stuasional saja.
Bagaimana kalau jumlah anggotanya kurang dari dari 4 orang. Anda sebagai orang tua perlu bekerja sama dengan pembina pramuka untuk menghimpun calon anggota pramuka lainnya.
Toleransi dalam satuan terpisah
Gerakan Pramuka menggunakan metode kepramukaan khusus yang di negara lain tidak diterapkan secara tegas, namanya satuan terpisah. Satuan terpisah adalah salah satu metode kepramukaan yang memastikan kesetaraan gender berjalan dengan baik di lingkungan kepramukaan.
Menjadi anggota yang benar adalah menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan pada saat latihan, proses pendidikan, dan kehidupan sehari-hari.
Penerapannya, peserta didik putra dibina oleh pembina pramuka putra. Begitu juga dengan peserta didik putri harus dibina oleh pembina putri. Itu berlaku pada semua golongan baik siaga, penggalang, mau pun penegak dan pandega.
Kecuali pada golongan siaga, pramuka putra boleh dibina oleh pembina pramuka putri, terutama jika terjadi kondisi kekurangan jumlah pembina putra. Tapi tidak begitu sebaliknya. Pramuka siaga putri tidak boleh dibina oleh pembina pramuka putra.
Bantu untuk mencapai kecakapannya
Gerakan Pramuka dalama proses pendidikannya menerapkan metode kepramukaan dengan cara memberi penghargaan untuk setiap pencapaian kecakapan atau kompetensi tertentu yang terurai dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) golongan siaga. Golongan siaga ada 3 (tiga) tingkat kompetensi, yaitu: siaga mula, siaga bantu, dan siaga tata.
Anak usia 7-10 tahun yang menjadi anggota pramuka berstatus calon siaga. Segera bantu dia untuk mencapai SKU siaga mula. Dengan demikian, anak yang telah menyelesaikan syarat kompetensinya akan menerima penghargaan dari kakak pembinanya, berupa Tanda Kecakapan Umum (TKU) siaga mula. Jadilah dia seorang pramuka siaga.