Bandung – Upacara Puncak Peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia tingkat Provinsi Jawa Barat diwarnai bacaan lima pantun dalam sambutan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Lapangan Gasibu Bandung, Sabtu (17/8/2019).
Hal ini membuat suasana pembacaan sambutan Ridwan Kamil di upacara tersebut lebih terasa meriah. Pantun Ridwan Kamil terdengar nyunda karena menyangkut dengan makanan khas tahu bulat.
Visi Indonesia Maju dan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin
“Tahu bulat digoreng dadakan, harganya lima ratusan. Kalau Indonesia mau juara di masa depan, maka Pancasila harus selalu diamalkan,” kata Ridwan Kamil yang disambut meriah para undangan upacara tersebut.
Gubernur yang akrab disapa Kak Emil ini kemudian menyampaikan sambutannya soal keinginan Presiden RI melanjutkan perjuangan bangsa dengan membangun Indonesia secara merata. Setelahnya, Kak Emil melanjutkan rangkaian pantunnya.
“Ketika malam kita bersholawat, ketika pagi bekerja dengan semangat. Pembangunan negara bakal melesat, karena didukung semua elemen masyarakat,” ujarnya.
Kak Emil melanjutkannya dengan memaparkan visi Indonesia Maju dan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin perlu didukung oleh sumber daya manusia yang unggul. Kak Emil pun menyertainya dengan pantun ketiga.
“Hari Minggu mengucap ijab kabul, menjadi sakinah yang dituju. Kalau SDM-nya unggul, Indonesianya pasti maju,” ujarnya.
Sambutannya dilanjutkan dengan penjabaran kewajiban bangsa mengisi era kemerdekaan dengan berbagai program dan aksi yang nyata, yang memiliki prioritas, cerdas, dan terukur, untuk mepercepat tercapainya berbagai target pembangunan Jabar.
“Keliling kota mencari cincin, untuk meminang kekasih hati. Agar Jabar Juara Lahir Batin, inovasi dan kolaborasi jangan berhenti,” pantun Kak Emil kembali menyertai pidatonya lagi.
Jabar butuh dynamic governance yang dorong inovasi
Kak Emil melanjutkan, Jawa Barat Juara Lahir dan Batin akan terwujud dengan program inovatif serta kolaborasi berbagai pihak.
Dengan sistem pemerintahan dynamic governance yang mendorong inovasi dalam pemerintahan, serta konsep pentahelix, katanya, maka Jawa Barat Juara Lahir dan Batin adalah sesuatu yang dekat.
“Ketemu mojang kacida geulisna, eh, ternyata sudah bersuami. Pembangunan infrastruktur harus paripurna, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Dengan sistem pemerintahan dynamic governance yang mendorong inovasi dalam pemerintahan, serta konsep pentahelix, katanya, maka Jawa Barat Juara Lahir dan Batin adalah sesuatu yang dekat.
Usai upacara, Ridwan Kamil ikut larut dalam gerakan tarian sajojo, tarian khas asal Papua, bersama sejumlah warga asal Papua di Jabar.