Perlunya mengenal karakteristik generasi X, Y, Z, dan Alpha karena mereka harus berkolaborasi masuk ke ruang kerja kita. Kantor kerja dan bisnis kita akan terus bermunculan anak-anak muda dengan percaya diri tinggi.
Hasil kajian Governance Studies at Brookings Report yang diterbitkan di tahun 2016, pada tahun 2020 dinyatakan generasi milenial akan mendominasi lebih dari sepertiga tenaga kerja dunia. Sedangkan di tahun 2025 mereka akan mendominasi hingga 75% dari angkatan kerja global.
Karakteristik generasi X, Y, Z, dan Alpha
Generasi Z mulai mendominasi, mereka disebut Nexter. Kini mereka mulai memasuki dunia kerja. Menyikapi hal ini alangkah baiknya Anda para profesional dan pemimpin di organisasi semakin mengenali karakteristik setiap generasi ini, sehingga dapat mengadaptasikan pendekatan seperti apa yang paling sesuai untuk setiap mereka.
Generasi X, terstruktur dan fleksibel
Lahir pada pertengahan tahun 60, mulai dari 1965 hingga 1980, Gen X merupakan angkatan kerja yang mandiri dan bersedia beradaptasi di lingkungan kerjanya. Sifat mandiri mereka ini karena kebanyakan gen X sejak kecil lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sendirian.
Sebagian mereka ada di tempat penitipan anak akibat percepatan era industri yang membuat orang tua gen X lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja dan mulai berkembangnya para ibu yang menjadi wanita karier.
Pola asuh yang seperti itu membuat mereka lebih skeptis dan pesimis ketika menghadapi tantangan. Namun hal itu membuat mereka lebih toleran, bersedia menerima berbagai perbedaan yang ada. Masa ketika mereka lahir saat itu teknologi informasi mulai masuk sehingga generasi ini dapat berpikir secara inovatif.
Karakteristik gen X menyukai bekerja secara smart yaitu efisien cara dan waktu untuk mencapai hasil maksimal.
Mereka juga menyukai struktur yang jelas, namun dengan suasana kerja yang tidak kaku atau informal dan membutuhkan informasi berkaitan dengan manajemen perusahaan.
Struktur jelas namun suasana flekibel dibutuhkannya karena gen X cenderung menginginkan kejelasan dalam jenjang karier mereka dan berprinsip mereka perlu dihargai berdasarkan produktivitas mereka, bukan sekedar jumlah jam kehadiran bekerja.
Dalam dunia kerja, mereka memiliki beberapa prinsip yang cukup berbeda dari generasi pendahulunya. Kelebihan mereka adaptif, mereka tetap nyaman berhubungan dengan figur otoritas yang ada.
Generasi Y, pekerja tim yang independen
Pada era menyongsong millennium yaitu tahun 1981 hingga tahun 1996, gen Y terlahir. Generasi yang saat ini menjadi topik hangat yang tiada habisnya. Topik ini hangat dan rasanya memiliki karakteristik yang berbeda dari para pendahulunya.
Itulah yang membuat para pemimpin organisasi gen X dan beberapa para Baby Boomers merasa kewalahan.
Komparasinya gen X, para milenial cenderung lebih optimis danhigh achievers. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka berpotensi menjadi hebat. Dalam bekerja mereka menyukai kelompok atau tim kerja, namun di sisi lain mereka merupakan generasi yang tampak individualis.
Generasi X bertumbuh di era informasi digital yang merupakan generasi pertama yang menikmati mudahnya mendapatkan segala jenis informasi tanpa perlu bertanya pada orang lain.
Karakteristik generasi X menyukai tantangan. Mereka cenderung mengejar sebuah makna yang lebih mendalam dalam bekerja seperti pekerjaan yang sesuai minat, hasrat, cita-cita ideal mereka, atau keselarasan pekerjaan dengan nilai pribadinya.
Hal itu di satu sisi membuat Gen X akan sangat tertantang ketika mendapatkan pekerjaan yang benar-benar sesuai. Namun di sisi lain itu maalah menjadi penyebab utama mengapa mereka mudah bosan bahkan kurang loyal dalam bekerja.
Karakterisitik ini membuat milenial memerlukan lingkungan yang menyediakan ruang gerak bagi mereka dalam menciptakan makna lebih bagi pekerjaan mereka serta umpan balik yang mendorong mereka untuk terus mengembangkan diri.
Selain itu gen Y mendambakan sosok mentor atau partner ketimbang figur otoritas yang hanya bersifat satu arah.
Generasi Z, ambisi kuat dan serba instan
Generasi yang lahir ketika teknologi sedang berkembang begitu pesat, yaitu di tahun 1997 hingga 2015. Mereka saat ini berusia maksimal 21 tahun.
Mayoritas dari Gen Z (saat ini) masih dalam usia remaja, walau beberapa di antaranya telah memasuki dunia kerja sebagai penerus dari para milenial. Mereka masuk ke ruang kerja dan arena bisnis dengan gaya Gen Z percaya diri.
Karakteristik mereka yang paling menonjol adalah menginginkan segala sesuatu serba instan. Gen Z kurang menyukai berhadapan dengan proses panjang untuk mencermati masalah.
Selain itu mereka punya ambisi yang cukup kuat untuk sukses. Sangat cepat dalam menguasai teknologi, karena bagi generasi Z, teknologi bukanlah seperangkat alat atau platform melainkan telah menjadi gaya hidup yang menyatu dengannya.
Dengan karakteristik mereka ini, para gen Z membutuhkan lingkungan yang banyak memberi mereka kebebasan untuk berkreasi dan kesempatan untuk menyalurkan ambisi mereka yang cukup besar.
Siap atau tidak, dewasa ini organisasi perlu mengembangkan pendekatan yang sama sekali berbeda untuk dapat menghadapi generasi penerus para milenial ini.
Prediksi awal generasi Alpha (>2010)
Sekitar 2,5 juta generasi alpha lahir di setiap minggu. Fakta ini membuat prediksi jumlahnya akan sangat membengkak dengan jumlah sekitar 2 miliar pada 2025. Seperti dua generasi sebelumnya, mereka yang lahir setelah tahun 2010 sudah familiar dengan teknologi bahkan sejak usia yang sangat belia. Generasi alpha lebih tertarik bermain gadget daripada permainan tradisional anak di era sebelumnya.
Karakteristik yang menonjol dari mereka yaitu kecerdasan dalam kemampuan halus dan kecakapan teknologi. Sedangkan terdapat dampak yang kurang baik bagi perkembangan karakter mereka, terkikisnya nilai-nilai karakter seperti kurang menghormati. Watak mereka dalam bekerja dan bagaimana kecenderungannya menghabiskan uang, sementara belum dapat diprediksi. Mengingat untuk saat ini, umur paling tua dari generasi alpha adalah tujuh tahun.