Cara membangun desa wisata sesuai potensi lokal desa biasanya tidak sulit untuk diterapkan. Karena modalnya ada di desa itu sendiri. Desa wisata merupakan suatu kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata.
Ada berbagai macam desa wisata. Ada desa wisata berbasis keindahan alam, kuliner, maupun budaya. Memang, dalam membangun dan mengembangkan desa wisata bukan perkara mudah.
Cara membangun desa wisata
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan cara membangun desa wisata. Pemetaan dan identifikasi potensi harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan langkah lainnya. Studi banding juga penting untuk membuka gambaran peogram desa wisata. Pengelola desa wisata harus melakukan kajian awal tentang dampak pariwisata. uraian kali ini tentang langkah praktis saja untuk memulai program desa wisata tanpa menunggu sempurna semuanya.
Pertama, identifikasi dan pemetaan
Tahap pertama dalam pembangunan desa wisata adalah pemetaan dan identifikasi potensi wisata.
Yakni sebuah langkah untuk mengenali dan mengidentifikasi potensi wisata di suatu desa. Potensi tersebut bisa berupa potensi alam, kuliner maupun seni dan kebudayaan.
Kedua, studi banding ke desa wisata lain
Langkah kedua adalah melakukan studi banding ke desa lain yang memiliki potensi wisata yang sama. Apabila potensi wisata yang teridentifikasi berupa potensi wisata alam, maka studi bandingnya ke desa lain yang telah mengelola wisata alam. Contohnya, Desa Bejiharjo Gunungkidul yang telah mengelola potensi alam sebagai produk wisata.
Cara membangun desa wisata jangan salah tujuan dalam melakukan studi banding ke desa wisata lain. Jika keunggulan pariwisatanya berupa kerajinan tangan, maka jangan studi banding ke Raja Ampat karena di sana tidak mengunggulkan wahana wisata kerajinan tangan.
Ketiga, melakukan kajian dampak pariwisata
Dalam kajian dampak pariwisata itu yang perlu terurai adalah setiap potensi wisata memiliki dampak pariwisata masing-masing. Artinya tak semua desa wisata memiliki kesamaan dampak pariwisata.
Apabila potensi wisatanya berupa alam, maka kajian dampak wisatanya adalah terkait urusan pelestarian alam. Potensi wisatanya berupa goa, maka yang kajiannya tentang bagaimana menjaga goa tersebut tetap aman untuk kegiatan pariwisata.
Berbeda dengan potensi alam, apabila potensi desa wisatanya berupa keanekaragaman kuliner. Cara membangun desa wisata untuk potensi wisata kuliner adalah kajian tentang jumlah ketersediaan bahan baku.
Pastikan status dan regulasi tempat wisata
Apabila langkah-langkah tersebut sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah urusan regulasi. Dalam hal ini, pengurus desa wisata harus memperhatikan aturan main. Apabila potensi wisatanya berupa alam, maka hal mendasar yang adalah memastikan status tanah. Hal ini agar tidak terjadi kekisruhan di masa mendatang.
Misalnya, pengelolaan wisata Goa Jomblang, karena dulu pengelola belum memastikan status tanah dan regulasinya, saat ini tanah seluas 8 hektare dalam penguasaan investor asing. Akibatnya, keuntungan yang tadinya mengalir ke warga setempat menjadi mengalir ke orang lain. Cara mengembangkan wisata desa tidak hanya yang praktis, kita harus membuat rencana pengembangan komprehensif dan berkelanjutan.