Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat anugerah Tunas Kencana dalam rangkaian Hari Pramuka ke-58. Anugerah tersebut diberikan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Budi Waseso.
Tidak hanya Presiden Jokowi, presiden terdahulu yang mendapat anugerah serupa adalah Soeharto, BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Penghargaan Lencana Tunas Kencana
Jenis penghargaan ini diberikan kepada Presiden Jokowi yang telah selama lima tahun menjadi Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka.
“Tadi saya juga dianugerahi lencana Tunas Kencana dalam Gerakan Pramuka. Saya terima penghargaan ini sebagai Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka. Yang siap membimbing agar Gerakan Pramuka terus tumbuh dan berkembang menjaga persatuan bangsa Indonesia,” ujar Jokowi di Buperta Cibubur, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Pramuka ke-58 adalah menggelarkan tema ‘Bersama segenap komponen bangsa gerakan pramuka siap sedia membangun keutuhan NKRI’. Jokowi turut menyinggung tema ini dalam pidatonya.
“Tema ini sangat dekat untuk menyikapi situasi dan dinamika kehidupan berbangsa dan benegara saat ini. Maraknya berbagai permasalahan yang kita hadapi dari penyalahgunaan narkoba, masih adanya tawuran, masih adanya sikap intoleransi dan media sosial yang penuh hoax dan pornografi dan ujaran kebencian,” paparnya.
Pramuka menjadi contoh dalam menyatukan keberagaman
Jokowi juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk. Kemajemukan ini tercermin dalam Gerakan Pramuka.
“Lebih dari 1.100 bahasa lokal dan daerah. Ini harus kita syukuri. Dan Alhamdulillah Gerakan Pramuka telah berikan contoh bagaimana keberagamaan justru memperindah dan menyatukan seluruh anggota pramuka,” ujarnya.
Hadir dalam acara hari Pramuka ke-58 yakni Ibu Negara Iriana, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Banyak anggota pramuka yang menaggapi aneh peringatan hari Pramuka kali ini Bukan karena kemeriahan atraksi seni budayanya. Anggapan aneh ini karena upacara hari pramuka dibuntuti kehadiran Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan eks Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Entahlah, apa anehnya.