Jakarta – Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana alam. Ragam bencananya seperti gempa bumi, gelombang tsunami, gunung meletus, banjir, tanah bergerak, kebakaran hutan, degradasi alam.
Hal itu menyebabkan pendidikan kesiapsiagaan penting kepada semua kalangan termasuk anak-anak dalam rangka untuk mengurangi risiko bencana.
Pramuka sosialisasikan kesiapsiagaan bencana untuk anak berkebutuhan khusus. Kegiatan ini menjadi salah satu materi kegiatan pada Kemah Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tingkat Nasional 2019 yang dilaksanakan di Cibubur, Jakarta, Kamis (15/8/2019)
Perkemahan besar ini di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, 13-16 Agustus 2019 adalah mensosialisasikan Kesiapsiagaan Bencana. Sosialisasi kesiapsiagaan bencana alam atau yang lebih dikenal mitigasi bencana alam itu disampaikan oleh Andalan Nasional Komisi Pengabdian Masyarakat, Kak Ranggawisnu, didampingi Kak Nurrohmah Yuliatiningsih dan relawan dari Kemendikbud.

Materi mitigasi bencana disampaikan melalui gerak dan lagu. Dengan demikian materi lebih cepat diterima peserta. Dan kebiasaan ini menjadi modal bagi mereka mengambil langkah-langkah menyelamatkan diri bila terjadi bencana gempa.
Penyampaian melalui gerak dan lagu ini menjadi media yang cepat dan gampang dicerna bagi anak-anak termasuk remaja dan orang dewasa.
Ranggawisnu menyebutkan bahwa pendidikan mengurangi risiko-risiko meninggalnya korban bencana diajarkan, dan dilatihkan untuk menciptakan masyarakat yang tanggap bencana. Tidak terkecuali kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
“Tujuan akhirnya, bahwa pendidikan dini ini untuk mengurangi korban jiwa. Tanggap, tangguh dan terampil adalah kompetensi yang ingin diraih dalam upaya menanggulangi bencana alam,” kata Ranggwisnu.