Menghafal Al-Qur’an menjadi kewajiban bagi seorang muslim, minimal ia harus hafal surah Al Fatihah yang termasuk rukun salat yang keempat. Tanpa membaca Al Fatihah dalam salat, maka tidak akan sah sholatnya. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim harus bisa melek terhadap huruf Al Qur’an.
Dahulu, mengingat ayat Al Qur’an itu dengan cara menghafal bukan membaca , karena Rasulullah SAW tidak bisa membaca dan menulis. Allah swt., menurunkan surat pertama kedunia adalah surat Al-Alaq:96 ayat 1 sampai 5 yang disampaikan secara lisan oleh Malaikat Jibril di Gua Hira tepat pada bulan Ramadhan.
Hafalan Al Qur’an
Banyak kalangan yang mengatakan, satu-satunya kitab yang mana manusia banyak membaca dan menghafalnya yaitu kitab Al Quran. Tradisi lisan, mendengar dan menghafal menjadi awal bagaimana Al Quran terjaga keasliannya. Karena di setiap bulan Ramadhan, Malaikat Jibril datang dan mendengar hafalan Al Quran Nabi Muhammad SAW.
Ustadz Adi Hidayat dalam sejumlah ceramahnya mengatakan, “orang yang menghafal Al Quran dan beramal sholeh akan di beri mahkota, perhiasan dan jubah dan diperkenankan mengajak kedua orang tua dan keluarganya ke dalam surga Adn kelak, sebagaimana tercantum pada Surah Fatir:35 ayat 33.” Yang menjadi masalah, bagaimana cara menghafal Al Quran yang terdiri dari 6666 ayat itu? Banyak buku yang ditulis dan ceramah para ulama, da’i dan ustadz di media sosial tentang cara menghafal Al Quran yang baik dan benar.
Mengulang Hafalan
Menurut Ibnul Jaauzi pada bukunya yang berjudul “Hafalan Buyar Tanda Tak Pintar”, menghafal Al Qur’an idealnya dilakukan sejak kecil, yakni pada usia lima tahun.
Cara untuk menghafal adalah dengan banyak mengulang. Setiap manusia berbeda kemampuannya, ada yang cepat dengan sedikit mengulang, ada yang harus menghafal berulang-ulang baru terekam di otak. Oleh karena itu, sebaiknya hafalan Al Qur’an harus selalu diulang-ulang agar tersimpan kokoh dalam memori otak. Nabi Muhammmad SAW bersabda, “Jagalah Al Quran karena dia lebih cepat terlepas dari hati seseorang daripada lepasnya unta dari tali kelangnya.” (Hadits riwayat Imam Ahmad).
Waktu Menghafal
Para penghafal memiliki pengalaman dan cara menghafal yang berbeda. Ada yang hafal setelah mengulang 50 kali, ada juga yang mengulang 70 hingga 100 kali. Pepatah lama mengatakan, “Lancar kaji karena diulang.” Waktu terbaik untuk menghafal adalah:
- Sebelum tidur,
- Setelah salat tahajjud disepertiga malam terakhir,
- Setelah salat subuh,
- Siang hari (setelah dzuhur), dan
- Setelah salat maghrib.
Perilaku Penghafal Al Qur’an
Mengingat betapa banyaknya kemuliaan dan keutamaan bagi orang yang menghafal Al-Qur’an. Hendaknya orang yang menghafal Al-Qur’an tidak menjadikan hafalan Al-Qur’an hanya sekedar hafalan tanpa berusaha memahami, merenungi, dan mengamalkan isinya atau bahkan hanya menjadikannya sebagai ajang berbangga-bangga belaka. Wal’iyadzubillah.
- Menjaga Hafalan yang sudah hafal, karena lebih baik hafalan sedikit yang menetap daripada mengejar yang banyak tetapi setelah itu lupa.
- Menghafal dengan hati dan pikiran yang fokus ditempat yang nyaman.
- Mulailah menghafal dengan 16 surah terakhir pada Juz 30 atau yang biasa disebut Juz Amma.
Menghafal Al Qur’an itu tidak mudah namun bukan berarti susah ataupun tidak bisa. Oleh karena itu, mari menghafal Al Qur’an dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang fokus agar hafalan itu kuat dan tidak mudah lepas. Wallahualam bisawab.