“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,” (Q. S Al-Insyirah:5-6).
Berbagai dimensi kesulitan dalam diri yang harus dihadapi, juga kesulitan yang harus dihadapi di luar faktor diri. Untuk manusia yang mempunyai nafsu bagi sebagian orang melawan nafsu diri sendiri itu sulit juga melelahkan. Apalagi di tempat kerja yang mengharuskan diri untuk menghadapi beragamnya sifat dan sikap orang lain juga tantangan kerja yang terkadang tidak masuk akal.
Contoh nya seperti dalam latihan pelemparan kapak, para pemula pastinya sulit untuk membidik tepat, namun dengan latihan terus menerus pemula tersebut setidaknya lemparan kapaknya bisa membidik hampir tepat target.
Kemudian, kebanyakan kesulitan guru berhubungan dengan kedisiplinan para siswa. Kesulitan mengatur hingga kesulitan menegur. Apalagi di zaman ini yang sudah launching ‘sekolah ramah anak’ yang sangat menjadi PR bagi guru dalam mendisiplinkan siswa yang sedikit ‘istimewa’ dalam keaktifannya.
Namun, jika ingin menjadi seorang guru yang menginspirasi maka kesulitan tersebut harus dihadapi dengan senantiasa bersabar dan merasa yakin. Dengan keyakinan tersebut maka perlu sekali berimbang dengan proses kerja yang benar.
“Hanya dengan usaha yang terus menerus yang akan menghancurkan penghambat kemajuan dan yang akan menjungkirkan tantangan” -Claude M Bristol.