Memandang diri dari pengalaman hidup, menemukan sudut pandang atau paradigma berdasar wawasan dan pengalaman hidup. Marcus Aurelius pernah berkata
“Hidup anda adalah seperti apa yang diciptakan oleh pikiran (mind set) anda”, ungkapnya.
Kasus sederhana dalam kehidupan ‘macet di jalan raya’. Bagi Sebagian besar pengguna jalan, pemilik kendaraan, kemacetan dipandang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan diikuti sikap kesal dan tidak sedikit juga yang stress karena bisa terlambat menghadiri sesuatu urusan dan rasanya ingin cepat terbebas dari kemacetan tersebut.
Namun ternyata di sisi lain dari kemacetan itu ada pengemis dan pengamen di pinggir jalan ynag memandang kemacetan tersebut sebagai keberkahan, bagaimana tidak? dengan berpuluh-puluh kendaraan yang berdesak-desak di jalan akan menjadi ladang rezeki bagi mereka. Sehingga, mereka akan berharap kemacetan tersebut akan berlangsung lama.
Demikian pula dengan hal lain kan terasa sesak atau lapang itu bergantung terhadap sudut pandnag mana yang terpilih bagi orang tersebut. Intinya, penitng itu diingat bahwa sudut pandang atau apa yang terfikir Ketika menghadapi sesuatu itu adalah harga yang harus kita bayar untuk semua kesuksesan kita di masa depan.
“Bila anda membicarakan masalah anda, penyakit anda, luka anda, maka berarti anda memberikan tambahan umur pada hal-hal yang tidak membuat anda bahagia. Mmebicarakan kepedihan-kepedihan hanya akan menambah kepedihan itu. Akuilah hanya hal-hal yang anda dambakan.
Pikirkan dan bicarakanlah hal-hal yang yang baik yang menambah kenikmatan pekerjaan dan hidup anda. Jika anda tidak membicarakan kepedihan anda, maka dengan senang anda bisa melihat bagaimana mereka segera menghilang,” kutipan Thomas Deier.
Vitamin bagi orang-orang yang luar biasa adalah masalah. Menghadapi masalah membuat seseorang semakin kuat. Maka dari itu, dr. Paul Stolz penggagas teori advercity quotiens menyimpulkan bahwa sukses merupakan hasil dari kemampuan kita untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah.
Tiga reaksi orang dalam menghadapi masalah:
- Quitters: menolah untuk menghadapi masalah dan memilih untuk berhenti.
- Campers: mereka memilih untuk menghindari masalah.
- Climbers: berani menghadapi masalah dan menganggapnya sebagai tantangan.
Dua tipe pertama menggambarkan s3seorang yang focus terhadap masalah, namun untuk tipe terakhir mengubah slogan dari “problem is disaster” to “problem is dare”. Penanganan bijaksana sebab tipe terakhir ini berfokus pada solusi.
“Masalah adalah harga daris uatu kemajuan, jangan berikan sesuatupun kepadaku kecuali masalah” – Charles Kattering.